Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas tentang soal UKK (Ujian Kompetensi Keahlian) tahun 2017/2018, dimana masing-masing memiliki karakteristik sendiri. Masing-masing paket isinya sebagai berikut :
untuk postingan kali ini, yang akan dibahas yaitu pada paket 2, dimana paket ini lebih bikin gatal tangan untuk segera dicoba. Apalagi soal seperti ini baru pertama kali nya muncul dan dijadikan soal UKK. Untuk kasus ini, kita bisa menggunakan berbagai jenis router seperti cisco atau lainnya, namun kali ini saya hanya akan menggunakan Router Mikrotik untuk implementasinya, berhubung yang tersedia cuma mikrotik doang....hehehe
Alangkah baiknya download dulu soalnya ya, biar jelas
Baiklah kita mulai ke pembahasan. Pada soal paket 2 ini, tugas utama kita yaitu sebagai WAN Engineer dimana tugas kita adalah menghubungkan beberapa router dengan metode static routing dan dynamic Routing. Untuk routing dinamis, kita gunakan saja OSPF, selain banyak diimplementasikan pada jaringan mikrotik, routing ini juga mudah dikonfigurasi...(walaupun pada dasarnya, semua routing dinamis tetap gampang dikonfigurasi...hehhee).
Perhatikan skema jaringan berikut :
Seperti keterangan disamping gambar, terdapat dua jenis routing, yaitu statis dan dinamis. Penerapan routing statis dilakukan pada hubungan router A ke B, Router A ke C, dan Router B ke A. Sedangkan routing dinamis diterapkan pada Router B ke C, Router C ke B dan Router C ke A.
Berikut konfigurasi nya
Kita mulai dengan konfigurasi IP address pada router
1. Pada Router A
[admin@Mikrotik] > system identity set name=R-A
[admin@R-A] > ip address add address=100.10.10.1/30 interface=ether1 disabled=no
[admin@R-A] > ip address add address=192.168.1.1/29 interface=ether4 disabled=no
2. Pada Router B
[admin@MikroTik] > system identity set name=R-B
[admin@R-B] > ip address add address=100.10.10.2/30 interface=ether1 disabled=no
[admin@R-B] > ip address add address=200.20.20.2/30 interface=ether2 disabled=no
[admin@R-B] > ip address add address=192.168.2.1/29 interface=ether4 disabled=no
3. Pada Router C
[admin@MikroTik] > system identity set name=R-C
[admin@R-C] > ip address add address=200.20.20.1/30 interface=ether2 disabled=no
[admin@R-C] > ip address add address=192.168.3.1/29 interface=ether4 disabled=no
Untuk koneksi ke client, kita bisa memberikan IP dinamis maupun statis, jadi kita bisa implementasikan keduanya. Pada router A akan menggunakan IP statis, kemudian pada Router B dan C akan kita gunakan IP dinamis.
Pada Router A kita tidak perlu lagi mengatur IP untuk client, karena nanti client yang akan disetting secara manual.
Untuk pengaturan IP statis pada Client A, seharusnya kalian sudah mengerti cara membuka settingannya, pada prinsipnya, minimal komputer memiliki IP, Subnet mask dan Default Gateway. Berikut screenshootnya :
Berikut setting DHCP Server pada Router B dan C (kita gunakan saja cara cepat biar tidak lama...hehehe, akan lebih bagus kalo bikin DHCP Server nya step by step secara manual, supaya lebih paham.)
1. Router B
[admin@R-B] > ip dhcp-server setup
Select interface to run DHCP server on
dhcp server interface: ether4
Select network for DHCP addresses
dhcp address space: 192.168.2.0/29
Select gateway for given network
gateway for dhcp network: 192.168.2.1
Select pool of ip addresses given out by DHCP server
addresses to give out: 192.168.2.2-192.168.2.6
Select DNS servers
dns servers: 8.8.8.8
Select lease time
lease time: 3d
2. Router C
[admin@R-C] > ip dhcp-server setup
Select interface to run DHCP server on
dhcp server interface: ether4
Select network for DHCP addresses
dhcp address space: 192.168.3.0/29
Select gateway for given network
gateway for dhcp network: 192.168.3.1
Select pool of ip addresses given out by DHCP server
addresses to give out: 192.168.3.2-192.168.3.6
Select DNS servers
dns servers: 8.8.8.8
Select lease time
lease time: 3d
setelah setting DHCP Server selesai dilakukan, nanti di komputer client akan otomatis mendapatkan IP dari router, ip yang diperoleh client perlu dicatat untuk keperluan nanti saat ping ke komputer di jaringan lainnya.
Langkah selanjutnya yaitu proses routing.
1. Router A
[admin@R-A] > ip route add dst-address=192.168.2.0/29 gateway=100.10.10.2
[admin@R-A] > ip route add dst-address=200.20.20.0/30 gateway=100.10.10.2
[admin@R-A] > ip route add dst-address=192.168.3.0/29 gateway=100.10.10.2
Nanti pada tabel routing akan muncul seperti ini :
[admin@R-A] > ip route pr
Flags: X - disabled, A - active, D - dynamic, C - connect, S - static, r - rip, b - bgp, o - ospf, m - mme,
B - blackhole, U - unreachable, P - prohibit
# DST-ADDRESS PREF-SRC GATEWAY DISTANCE
0 ADC 100.10.10.0/30 100.10.10.1 ether1 0
1 ADC 192.168.1.0/29 192.168.1.1 ether4 0
2 A S 192.168.2.0/29 100.10.10.2 1
3 A S 192.168.3.0/29 100.10.10.2 1
4 A S 200.20.20.0/30 100.10.10.2 1
Keterangan A S menunjukkan bahwa statusnya Active-Static,
Pada keterangan ADC artinya Active-Dynamic-Connected
2. Router B
Proses routing statis ke router A
[admin@R-B] > ip route add dst-address=192.168.1.0/29 gateway=100.10.10.1
Hasilnya akan seperti ini :
[admin@R-B] > ip route pr
Flags: X - disabled, A - active, D - dynamic, C - connect, S - static, r - rip, b - bgp, o - ospf, m - mme,
B - blackhole, U - unreachable, P - prohibit
# DST-ADDRESS PREF-SRC GATEWAY DISTANCE
0 ADC 100.10.10.0/30 100.10.10.2 ether1 0
1 A S 192.168.1.0/29 100.10.10.1 1
2 ADC 192.168.2.0/29 192.168.2.1 ether4 0
3 ADC 200.20.20.0/30 200.20.20.2 ether2 0
Proses routing dinamis ke router C
[admin@R-B] > routing ospf network add network=192.168.2.0/29 area=backbone
[admin@R-B] > routing ospf network add network=200.20.20.0/30 area=backbone
Untuk melihat hasil konfigurasinya gunakan perintah berikut
[admin@R-B] > routing ospf network print
Flags: X - disabled, I - invalid
# NETWORK AREA
0 192.168.2.0/29 backbone
1 200.20.20.0/30 backbone
jika kita melihat ke tabel routing belum akan ada perubahan karena router C belum dikonfigurasi.
3. Router C
[admin@R-C] > routing ospf network add network=200.20.20.0/30 area=backbone
[admin@R-C] > routing ospf network add network=192.168.3.0/29 area=backbone
Pada tabel routing akan muncul seperti ini :
[admin@R-C] > ip route pr
Flags: X - disabled, A - active, D - dynamic, C - connect, S - static, r - rip, b - bgp, o - ospf, m - mme,
B - blackhole, U - unreachable, P - prohibit
# DST-ADDRESS PREF-SRC GATEWAY DISTANCE
0 ADo 100.10.10.0/30 200.20.20.2 110
1 ADo 192.168.2.0/29 200.20.20.2 110
2 ADC 192.168.3.0/29 192.168.3.1 ether4 0
3 ADC 200.20.20.0/30 200.20.20.1 ether2 0
Terdapat keterangan ADo pada baris 0 dan 1, yaitu singkatan dari Active-Dynamic-OSPF, jadi router B dan C sudah saling terhubung via routing dinamis.
Untuk mengetes nya, kita bisa lakukan ping ke IP komputer client yang sudah dicatat di awal tadi.
Berikut hasil ping antar client
Komputer Client A ke B
PC1> ping 192.168.2.6
192.168.2.6 icmp_seq=1 timeout
192.168.2.6 icmp_seq=2 timeout
84 bytes from 192.168.2.6 icmp_seq=3 ttl=62 time=4.000 ms
84 bytes from 192.168.2.6 icmp_seq=4 ttl=62 time=4.000 ms
84 bytes from 192.168.2.6 icmp_seq=5 ttl=62 time=5.000 ms
Komputer Client A ke C
PC1> ping 192.168.3.6
192.168.3.6 icmp_seq=1 timeout
192.168.3.6 icmp_seq=2 timeout
192.168.3.6 icmp_seq=3 timeout
192.168.3.6 icmp_seq=4 timeout
192.168.3.6 icmp_seq=5 timeout
Komputer Client B ke A
PC2> ping 192.168.1.2
192.168.1.2 icmp_seq=1 timeout
192.168.1.2 icmp_seq=2 timeout
84 bytes from 192.168.1.2 icmp_seq=3 ttl=62 time=4.000 ms
84 bytes from 192.168.1.2 icmp_seq=4 ttl=62 time=6.001 ms
84 bytes from 192.168.1.2 icmp_seq=5 ttl=62 time=5.000 ms
Komputer client B ke C
PC2> ping 192.168.3.6
84 bytes from 192.168.3.6 icmp_seq=1 ttl=62 time=10.000 ms
84 bytes from 192.168.3.6 icmp_seq=2 ttl=62 time=5.000 ms
84 bytes from 192.168.3.6 icmp_seq=3 ttl=62 time=6.001 ms
84 bytes from 192.168.3.6 icmp_seq=4 ttl=62 time=5.000 ms
84 bytes from 192.168.3.6 icmp_seq=5 ttl=62 time=5.001 ms
Komputer client C ke B
PC3> ping 192.168.2.6
84 bytes from 192.168.2.6 icmp_seq=1 ttl=62 time=6.000 ms
84 bytes from 192.168.2.6 icmp_seq=2 ttl=62 time=5.000 ms
84 bytes from 192.168.2.6 icmp_seq=3 ttl=62 time=5.000 ms
84 bytes from 192.168.2.6 icmp_seq=4 ttl=62 time=4.000 ms
84 bytes from 192.168.2.6 icmp_seq=5 ttl=62 time=5.000 ms
Komputer client C ke A
PC3> ping 192.168.1.2
*192.168.3.1 icmp_seq=1 ttl=64 time=2.001 ms (ICMP type:3, code:0, Destination network unreachable)
*192.168.3.1 icmp_seq=2 ttl=64 time=2.000 ms (ICMP type:3, code:0, Destination network unreachable)
*192.168.3.1 icmp_seq=3 ttl=64 time=2.000 ms (ICMP type:3, code:0, Destination network unreachable)
*192.168.3.1 icmp_seq=4 ttl=64 time=2.000 ms (ICMP type:3, code:0, Destination network unreachable)
*192.168.3.1 icmp_seq=5 ttl=64 time=2.000 ms (ICMP type:3, code:0, Destination network unreachable)Dari hasil diatas, ternyata client A dan C belum saling terhubung, karena adanya perbedaan jenis routing yaitu statis dan dinamis jenis OSPF. Karena pada skema jaringan yang diberikan, router A dan C terhubung dengan perantaraan router B, maka router B perlu dilakukan setting instance agar dapat melewatkan dua jenis routing yang berbeda. Setting yang dimaksud adalah redistribute-static dan redistribute-connected
Berikut konfigurasi nya :
[admin@R-B] > routing ospf instance set 0 redistribute-static=as-type-1 redistribute-connected=as-type-1
Konfigurasi diatas adalah proses pengeditan instance routing pada router B agar dapat menghubungkan 2 jenis routing, dimana dalam kasus ini, routing Statis dan OSPF. Angka 0 adalah instance default yang sudah tersedia pada MikroTik.
Setelah setting redistribute sudah dimasukkan, maka client C dan A sudah dapat saling ping, artinya sudah saling terhubung.
Berikut hasil ping nya :
Dari client A ke client CPC1> ping 192.168.3.6
84 bytes from 192.168.3.6 icmp_seq=1 ttl=61 time=7.001 ms
84 bytes from 192.168.3.6 icmp_seq=2 ttl=61 time=7.000 ms
84 bytes from 192.168.3.6 icmp_seq=3 ttl=61 time=7.001 ms
84 bytes from 192.168.3.6 icmp_seq=4 ttl=61 time=7.001 ms
84 bytes from 192.168.3.6 icmp_seq=5 ttl=61 time=25.001 ms
Dari client C ke A
PC3> ping 192.168.1.2
84 bytes from 192.168.1.2 icmp_seq=1 ttl=61 time=29.002 ms
84 bytes from 192.168.1.2 icmp_seq=2 ttl=61 time=6.000 ms
84 bytes from 192.168.1.2 icmp_seq=3 ttl=61 time=7.001 ms
84 bytes from 192.168.1.2 icmp_seq=4 ttl=61 time=7.001 ms
84 bytes from 192.168.1.2 icmp_seq=5 ttl=61 time=7.000 ms
Beres deh...
Kalo dikerjakan tanpa hambatan, seharusnya konfigurasi ini bisa diselesaikan dalam waktu kurang dari 1 jam...sedangkan waktu yang dialokasikan pada soal yaitu 6 jam, artinya waktu 5 jam bisa digunakan untuk crimping kabel, duduk merenung, main game solitaire, ataupun tidur...hehhee.
Sekian dulu postingan kali ini...alhamdulillah bisa juga diselesaikan kurang dari 6 jam masih lebih cepat dari waktu yang diberikan pada soal.
Sampai jumpa di postingan lainnya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas tentang soal UKK (Ujian Kompetensi Keahlian) tahun 2017/2018, dimana masing-masing memiliki karakteristik sendiri. Masing-masing paket isinya sebagai berikut :
- Paket 1 membahas tentang print server yang di share via kabel dan wireless, server nya pake windows,
- Paket 2 membahas tentang routing static dan dinamis serta dhcp server
- Paket 3 membahas tentang Content Server, seperti DNS Server, Web Server, FTP Server, Mail Server, File Server dan Monitoring server.
- Paket 4 membahas tentang Hotspot server dan bandwidth management
untuk postingan kali ini, yang akan dibahas yaitu pada paket 2, dimana paket ini lebih bikin gatal tangan untuk segera dicoba. Apalagi soal seperti ini baru pertama kali nya muncul dan dijadikan soal UKK. Untuk kasus ini, kita bisa menggunakan berbagai jenis router seperti cisco atau lainnya, namun kali ini saya hanya akan menggunakan Router Mikrotik untuk implementasinya, berhubung yang tersedia cuma mikrotik doang....hehehe
Alangkah baiknya download dulu soalnya ya, biar jelas
Baiklah kita mulai ke pembahasan. Pada soal paket 2 ini, tugas utama kita yaitu sebagai WAN Engineer dimana tugas kita adalah menghubungkan beberapa router dengan metode static routing dan dynamic Routing. Untuk routing dinamis, kita gunakan saja OSPF, selain banyak diimplementasikan pada jaringan mikrotik, routing ini juga mudah dikonfigurasi...(walaupun pada dasarnya, semua routing dinamis tetap gampang dikonfigurasi...hehhee).
Perhatikan skema jaringan berikut :
Seperti keterangan disamping gambar, terdapat dua jenis routing, yaitu statis dan dinamis. Penerapan routing statis dilakukan pada hubungan router A ke B, Router A ke C, dan Router B ke A. Sedangkan routing dinamis diterapkan pada Router B ke C, Router C ke B dan Router C ke A.
Berikut konfigurasi nya
Kita mulai dengan konfigurasi IP address pada router
1. Pada Router A
[admin@Mikrotik] > system identity set name=R-A
[admin@R-A] > ip address add address=100.10.10.1/30 interface=ether1 disabled=no
[admin@R-A] > ip address add address=192.168.1.1/29 interface=ether4 disabled=no
2. Pada Router B
[admin@MikroTik] > system identity set name=R-B
[admin@R-B] > ip address add address=100.10.10.2/30 interface=ether1 disabled=no
[admin@R-B] > ip address add address=200.20.20.2/30 interface=ether2 disabled=no
[admin@R-B] > ip address add address=192.168.2.1/29 interface=ether4 disabled=no
3. Pada Router C
[admin@MikroTik] > system identity set name=R-C
[admin@R-C] > ip address add address=200.20.20.1/30 interface=ether2 disabled=no
[admin@R-C] > ip address add address=192.168.3.1/29 interface=ether4 disabled=no
Untuk koneksi ke client, kita bisa memberikan IP dinamis maupun statis, jadi kita bisa implementasikan keduanya. Pada router A akan menggunakan IP statis, kemudian pada Router B dan C akan kita gunakan IP dinamis.
Pada Router A kita tidak perlu lagi mengatur IP untuk client, karena nanti client yang akan disetting secara manual.
Untuk pengaturan IP statis pada Client A, seharusnya kalian sudah mengerti cara membuka settingannya, pada prinsipnya, minimal komputer memiliki IP, Subnet mask dan Default Gateway. Berikut screenshootnya :
Berikut setting DHCP Server pada Router B dan C (kita gunakan saja cara cepat biar tidak lama...hehehe, akan lebih bagus kalo bikin DHCP Server nya step by step secara manual, supaya lebih paham.)
1. Router B
[admin@R-B] > ip dhcp-server setup
Select interface to run DHCP server on
dhcp server interface: ether4
Select network for DHCP addresses
dhcp address space: 192.168.2.0/29
Select gateway for given network
gateway for dhcp network: 192.168.2.1
Select pool of ip addresses given out by DHCP server
addresses to give out: 192.168.2.2-192.168.2.6
Select DNS servers
dns servers: 8.8.8.8
Select lease time
lease time: 3d
2. Router C
[admin@R-C] > ip dhcp-server setup
Select interface to run DHCP server on
dhcp server interface: ether4
Select network for DHCP addresses
dhcp address space: 192.168.3.0/29
Select gateway for given network
gateway for dhcp network: 192.168.3.1
Select pool of ip addresses given out by DHCP server
addresses to give out: 192.168.3.2-192.168.3.6
Select DNS servers
dns servers: 8.8.8.8
Select lease time
lease time: 3d
setelah setting DHCP Server selesai dilakukan, nanti di komputer client akan otomatis mendapatkan IP dari router, ip yang diperoleh client perlu dicatat untuk keperluan nanti saat ping ke komputer di jaringan lainnya.
Langkah selanjutnya yaitu proses routing.
1. Router A
[admin@R-A] > ip route add dst-address=192.168.2.0/29 gateway=100.10.10.2
[admin@R-A] > ip route add dst-address=200.20.20.0/30 gateway=100.10.10.2
[admin@R-A] > ip route add dst-address=192.168.3.0/29 gateway=100.10.10.2
Nanti pada tabel routing akan muncul seperti ini :
[admin@R-A] > ip route pr
Flags: X - disabled, A - active, D - dynamic, C - connect, S - static, r - rip, b - bgp, o - ospf, m - mme,
B - blackhole, U - unreachable, P - prohibit
# DST-ADDRESS PREF-SRC GATEWAY DISTANCE
0 ADC 100.10.10.0/30 100.10.10.1 ether1 0
1 ADC 192.168.1.0/29 192.168.1.1 ether4 0
2 A S 192.168.2.0/29 100.10.10.2 1
3 A S 192.168.3.0/29 100.10.10.2 1
4 A S 200.20.20.0/30 100.10.10.2 1
Keterangan A S menunjukkan bahwa statusnya Active-Static,
Pada keterangan ADC artinya Active-Dynamic-Connected
2. Router B
Proses routing statis ke router A
[admin@R-B] > ip route add dst-address=192.168.1.0/29 gateway=100.10.10.1
Hasilnya akan seperti ini :
[admin@R-B] > ip route pr
Flags: X - disabled, A - active, D - dynamic, C - connect, S - static, r - rip, b - bgp, o - ospf, m - mme,
B - blackhole, U - unreachable, P - prohibit
# DST-ADDRESS PREF-SRC GATEWAY DISTANCE
0 ADC 100.10.10.0/30 100.10.10.2 ether1 0
1 A S 192.168.1.0/29 100.10.10.1 1
2 ADC 192.168.2.0/29 192.168.2.1 ether4 0
3 ADC 200.20.20.0/30 200.20.20.2 ether2 0
Proses routing dinamis ke router C
[admin@R-B] > routing ospf network add network=192.168.2.0/29 area=backbone
[admin@R-B] > routing ospf network add network=200.20.20.0/30 area=backbone
Untuk melihat hasil konfigurasinya gunakan perintah berikut
[admin@R-B] > routing ospf network print
Flags: X - disabled, I - invalid
# NETWORK AREA
0 192.168.2.0/29 backbone
1 200.20.20.0/30 backbone
jika kita melihat ke tabel routing belum akan ada perubahan karena router C belum dikonfigurasi.
3. Router C
[admin@R-C] > routing ospf network add network=200.20.20.0/30 area=backbone
[admin@R-C] > routing ospf network add network=192.168.3.0/29 area=backbone
Pada tabel routing akan muncul seperti ini :
[admin@R-C] > ip route pr
Flags: X - disabled, A - active, D - dynamic, C - connect, S - static, r - rip, b - bgp, o - ospf, m - mme,
B - blackhole, U - unreachable, P - prohibit
# DST-ADDRESS PREF-SRC GATEWAY DISTANCE
0 ADo 100.10.10.0/30 200.20.20.2 110
1 ADo 192.168.2.0/29 200.20.20.2 110
2 ADC 192.168.3.0/29 192.168.3.1 ether4 0
3 ADC 200.20.20.0/30 200.20.20.1 ether2 0
Terdapat keterangan ADo pada baris 0 dan 1, yaitu singkatan dari Active-Dynamic-OSPF, jadi router B dan C sudah saling terhubung via routing dinamis.
Untuk mengetes nya, kita bisa lakukan ping ke IP komputer client yang sudah dicatat di awal tadi.
Berikut hasil ping antar client
Komputer Client A ke B
PC1> ping 192.168.2.6
192.168.2.6 icmp_seq=1 timeout
192.168.2.6 icmp_seq=2 timeout
84 bytes from 192.168.2.6 icmp_seq=3 ttl=62 time=4.000 ms
84 bytes from 192.168.2.6 icmp_seq=4 ttl=62 time=4.000 ms
84 bytes from 192.168.2.6 icmp_seq=5 ttl=62 time=5.000 ms
Komputer Client A ke C
PC1> ping 192.168.3.6
192.168.3.6 icmp_seq=1 timeout
192.168.3.6 icmp_seq=2 timeout
192.168.3.6 icmp_seq=3 timeout
192.168.3.6 icmp_seq=4 timeout
192.168.3.6 icmp_seq=5 timeout
Komputer Client B ke A
PC2> ping 192.168.1.2
192.168.1.2 icmp_seq=1 timeout
192.168.1.2 icmp_seq=2 timeout
84 bytes from 192.168.1.2 icmp_seq=3 ttl=62 time=4.000 ms
84 bytes from 192.168.1.2 icmp_seq=4 ttl=62 time=6.001 ms
84 bytes from 192.168.1.2 icmp_seq=5 ttl=62 time=5.000 ms
Komputer client B ke C
PC2> ping 192.168.3.6
84 bytes from 192.168.3.6 icmp_seq=1 ttl=62 time=10.000 ms
84 bytes from 192.168.3.6 icmp_seq=2 ttl=62 time=5.000 ms
84 bytes from 192.168.3.6 icmp_seq=3 ttl=62 time=6.001 ms
84 bytes from 192.168.3.6 icmp_seq=4 ttl=62 time=5.000 ms
84 bytes from 192.168.3.6 icmp_seq=5 ttl=62 time=5.001 ms
Komputer client C ke B
PC3> ping 192.168.2.6
84 bytes from 192.168.2.6 icmp_seq=1 ttl=62 time=6.000 ms
84 bytes from 192.168.2.6 icmp_seq=2 ttl=62 time=5.000 ms
84 bytes from 192.168.2.6 icmp_seq=3 ttl=62 time=5.000 ms
84 bytes from 192.168.2.6 icmp_seq=4 ttl=62 time=4.000 ms
84 bytes from 192.168.2.6 icmp_seq=5 ttl=62 time=5.000 ms
Komputer client C ke A
PC3> ping 192.168.1.2
*192.168.3.1 icmp_seq=1 ttl=64 time=2.001 ms (ICMP type:3, code:0, Destination network unreachable)
*192.168.3.1 icmp_seq=2 ttl=64 time=2.000 ms (ICMP type:3, code:0, Destination network unreachable)
*192.168.3.1 icmp_seq=3 ttl=64 time=2.000 ms (ICMP type:3, code:0, Destination network unreachable)
*192.168.3.1 icmp_seq=4 ttl=64 time=2.000 ms (ICMP type:3, code:0, Destination network unreachable)
*192.168.3.1 icmp_seq=5 ttl=64 time=2.000 ms (ICMP type:3, code:0, Destination network unreachable)Dari hasil diatas, ternyata client A dan C belum saling terhubung, karena adanya perbedaan jenis routing yaitu statis dan dinamis jenis OSPF. Karena pada skema jaringan yang diberikan, router A dan C terhubung dengan perantaraan router B, maka router B perlu dilakukan setting instance agar dapat melewatkan dua jenis routing yang berbeda. Setting yang dimaksud adalah redistribute-static dan redistribute-connected
Berikut konfigurasi nya :
[admin@R-B] > routing ospf instance set 0 redistribute-static=as-type-1 redistribute-connected=as-type-1
Konfigurasi diatas adalah proses pengeditan instance routing pada router B agar dapat menghubungkan 2 jenis routing, dimana dalam kasus ini, routing Statis dan OSPF. Angka 0 adalah instance default yang sudah tersedia pada MikroTik.
Setelah setting redistribute sudah dimasukkan, maka client C dan A sudah dapat saling ping, artinya sudah saling terhubung.
Berikut hasil ping nya :
Dari client A ke client CPC1> ping 192.168.3.6
84 bytes from 192.168.3.6 icmp_seq=1 ttl=61 time=7.001 ms
84 bytes from 192.168.3.6 icmp_seq=2 ttl=61 time=7.000 ms
84 bytes from 192.168.3.6 icmp_seq=3 ttl=61 time=7.001 ms
84 bytes from 192.168.3.6 icmp_seq=4 ttl=61 time=7.001 ms
84 bytes from 192.168.3.6 icmp_seq=5 ttl=61 time=25.001 ms
Dari client C ke A
PC3> ping 192.168.1.2
84 bytes from 192.168.1.2 icmp_seq=1 ttl=61 time=29.002 ms
84 bytes from 192.168.1.2 icmp_seq=2 ttl=61 time=6.000 ms
84 bytes from 192.168.1.2 icmp_seq=3 ttl=61 time=7.001 ms
84 bytes from 192.168.1.2 icmp_seq=4 ttl=61 time=7.001 ms
84 bytes from 192.168.1.2 icmp_seq=5 ttl=61 time=7.000 ms
Beres deh...
Kalo dikerjakan tanpa hambatan, seharusnya konfigurasi ini bisa diselesaikan dalam waktu kurang dari 1 jam...sedangkan waktu yang dialokasikan pada soal yaitu 6 jam, artinya waktu 5 jam bisa digunakan untuk crimping kabel, duduk merenung, main game solitaire, ataupun tidur...hehhee.
Sekian dulu postingan kali ini...alhamdulillah bisa juga diselesaikan kurang dari 6 jam masih lebih cepat dari waktu yang diberikan pada soal.
Sampai jumpa di postingan lainnya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
No comments:
Post a Comment